Friday, August 8, 2014

HUT RI KE-69 : Mengenang Lopian boru Sisingamangaraja XII (Bab 6)


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Manyimak info sekitar kepahlawanan Lopian boru Sisingamangaraja
ke-XII)
_________________________________________________________










________________

Kata Pengantar
________________

Merdeka...merdeka...merdeka...!

"Mawar Selatan adalah pejuang Kemerdekaan dari Benteng Huraba untuk
wilayah Tapanuli Selatan" adalah pejuang wanita pertama yang penulis
ketahui dari tanah Batak.

Seiring dengan berjalannya waktu, penulis juga pada akhirnya mengetahui
bahwa "Putri Lopian" adalah pejuang wanita lainnya dari Tanah Batak,
khsusnya Tapanuli Utara.

Bagaimana sepak terjang si Ito Lopian ini dalam mengusir penjajah
atau Bolanda dari Tanah Batak" adalah isi dari postingan ini.

...dan...

Selamat menyimak...!
dengan lagu pembuka :

"Mulak maho da Bolanda
sian tano Indonesia sahat tu Erofa
anggo senapangmi dang mampan be tu au
adong do hatigoran opputta debata"





_______________________________

LOPIAN - Sebuah Novel Sejarah
______________________________

























Putri Sisingamangaraja XII
Penerbit : CV Yasagung - th 1986
Dep. P & K Jakarta.

Sebuah Novel sejarah kisah kepahlawanan seorang Putri Pejuang 
di masa perang kemerdekaan di bagian barat nusantara. Cerita
historis yang sangat jarang diungkapkan.

Dicetak dalam kertas HVS 60 halaman, kondisi masih sangat
bagus dan asli.
____________________________________________________

Lopian “Pejuang Tapanuli yang Terlupakan”
____________________________________________________



Siapa yang tidak mengenal Raja Sisingamangaraja XII yang adalah
Pahlawan nasional RI, tetapi siapakah yang mengenal  Lopian,
puteri kesayangan Sisingamangaraja XII, sedikit / terbatas
sekali cerita yang kita dapat ketahui melalui berbagai media,

Ironis sekali padahal kisah perjuangan Sisingamangaraja XII berujung
dengan kematian  ( tertembaknya Lopian ) yang sejarah mengatakan ”
karena darah dari luka tembak Lopian inilah maka kesaktian
Sisingamangaraja XII luntur, dan akhirnya beliau pun tertembak,
dan gugur di tanah Suku Pakpak.

Dari saya menginjak bangku sekolah dasar , saya sering  berlama -
lama membaca buku perjuangan dan yang paling saya gemari adalah
membaca tentang buku perjuangan Sisingamangaraja XII dan sampai hari
ini saya terus mencari kisah - kisah beliau.  Orang tua saya yang
memperhatikan hal ini . akhirnya buka suara dan bercerita bahwa
Sisingamangaraja XII ternyata bergerilya dan gugur di kampung
halaman kami  Parlilitan ( kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten
Humbang Sumatera utara ) sekarang ini , dengan segala cerita -
cerita tambahannya.

ulisan saya ini di dorong oleh semangat hari Kartini, yang
diperingati kemarin.

Melalui tulisan ini ada yang hendak saya katakan  bahwa Tapanuli pun
memiliki Pahlawan perempuan yang mungkin terlupakan oleh sejarah bangsa
ini, yaitu Lopian.

Menurut data sejarah ,  cerita orang tua dari Tapanuli , juga tua -
tua suku  Pakpak :

Perang ini berlangsung sekitar 30 tahun lamanya .

Pada Tahun  1873        
Belanda menyatakan  perang terhadap Aceh

Pada Tahun 1876        
Belanda menyatakan  tanah Batak  termasuk wilayah kekuasaannya

Pada Juni 1876            
Di Balige Raja Sisingamangaraja XII menyatakan perang terhadap
Belanda

Pada Tahun 1883          
Belanda mengerahkan kekuatan penuh , dan berhasil menguasai
istana Sisimangaraja

Pada Agustus 1883      
Sisingamangaraja beserta keluarganya ( termasuk Lopian ), mundur
ke Tanah Pakpak (Dairi )

Selama 22 tahun Sisingamangaraja bersama puterinya Lopian bergerilya
di daerah Parlilitan, selama berpindah - pindah tempat mereka memberikan
pembinaan pertanian, pendidikan , untuk meningkatkan kesehjateraan,
sehingga menimbulkan kesetiaan dan dukungan untuk berjuang, walaupun
banyak masyarakat yang disiksa oleh Belanda karena kesetiaanya

Pada Juni 1907 
di desa yang namanya Sionom Hudon, dipimpin pasukan Marsose Belanda
pimpinan Kapten Christoffel, dan tambahan  pasukan regu pencari
jejak dari Afrika (orang - orang senegal ), mereka mengepung
Sisingamangaraja XII, ada yang mengatakan,  sebenarnya beliau tidak
terlihat ( kasat mata ), hanya pasukan dan puterinya Lopian yang
berada di garda terdepan menghadang Pasukan Belanda yang terlihat,
Belanda yang mengetahui kelemahan Sisingamangaraja XII , mengincar
Lopian yang berada di garda terdepan dan berhasil menembaknya,
tubuh dan darah Lopian yang di bawa ( di pangku ) terkena ke
Bapak nya ” Sisingamangaraja XII ” , adalah kunci utama kesaktian
Raja ini yang dimanfaatkan penjajah , sehingga Beliau dapat terlihat
di tembak, dan gugur.

Menurut cerita orang tua : Lopian tubuhnya ditenggelamkan ke sungai
Sibulbulon (  Tanah Suku Pakpak ) dan sampai sekarang letak  dan
posisi pastinya jasad  Lopian masih misteri didaerah tersebut.

Sedangkan jenazah Sisingamangaraja sekarang ini dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan Nasional Balige.

Begitulah sekilas cerita yang saya punya, dan jika nanti saya
ke kampung halamanku ( lebbuh ) Kecamatan Parlilitan , pastinya
akan saya cari lebih banyak kisah Lopian ” Pejuang wanita Tapanuli
yang terlupakan ” Puteri kesayangan Sisingamangaraja XII ini, yang
tersembunyi dan penuh  misteri .

Sumber :
http://sosok.kompasiana.com/2011/04/22/lopian-pejuang-tapanuli-yang-terlupakan-358815.html
________________________________________________

Kalimat dalam Prasasti Monumen Srikandi Lopian :
________________________________________________

Seorang gadis belia yang ikut berjuang dan berkorban melawan penjajah
Belanda, gugur dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907 di Aek Sibulbulon
Pearaja Dairi, di adalah Putri Lopian.

Ayahandanya Raja Sisingamangaraja XII, saudaranya Patuan Nagari dan
Patuan Anggi gugur bersama pejuang lainnya dalam pertempuran tersebut.

Lopian adalah anak ke-3 yang dilahirkan oleh ibunda Boru
lahir di Pearaja Dairi desa Sionomhudon yaitu ibukota perjuangan Raja
Sisingamangaraja XII setelah Bakkara dan Lintong. Disinilah Lopian
tumbuh menjadi dewasa dan tumbuh berjiwa pejuang karena sehari-hari
bergaul dengan pejuang termasuk Teuku Nyak Bantal dan Teuku Muhammad
Ben, para panglima dari Aceh.

Pada awal tahun 1907 pasukan Belanda mulai mendekati Pearaja Dairi
karena Raja Sisingamangaraja XII bertekad mempertahankan Pearaja
Dairi maka seluruh keluarga kaum wanita dan anak-anak harus menyingkir
dari daerah itu, tetapi Lopian yang pada waktu itu anak gadis berusia
17 tahun tidak mau ikut menyingkir karena ia berkeras hati tetap harus
ikut berperang melawan penjajah Belanda.

Dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907 di Aek Sibulbulon Pearaja Dairi
seluruh pejuang yang berpantang menyerah itu gugur karena jumlah dan
persenjataan yang tidak sebanding dengan pasukan Belanda.

Oleh pasukan Belanda, jenazah Raja Sisingamangaraja XII, jenazah
putranya Raja Patuan nagari dan Raja Patuan Anggi dibawa melalui
Tele ke Balige dan kemudian dikuburkan di Tarutung.

Sedang jenazah Lopian Boru Sinambela ditinggalkan dengan ditimbun
dalam jurang bersama panglima dari Aceh.
Dan tinggallah Lopian di hutan Pearaja Dairi.

Sumber :
https://tanobatak.wordpress.com/category/journal/page/10/
_________

Penutup
__________

Demikian infonya para kawan...!
....dan...

"Dirgahayu Republik Indonesia ke-59"

Merdeka...merdeka...merdeka...!


___________________________________________________
Cat :



PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment