Tuesday, August 11, 2015

Pematang Siantar Dalam Sejarah

#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Pematang Siantar dalam hubungannya dengan
Sejarahnya sebelum merdeka dan setelah merdeka)
____________________________________________________________________












_______________

Kata Pengantar
_______________

Horas...horas...horas...!

kuarang lebih sekitar 2 bulan yang lalu penulis mengurai tentang
Pasar malthon Siregar di Pematang Siantar lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/03/melanchton-siregar-dari-cerita.html

Padasaat mengurai hal tersebut, penulis terpikir untuk suatu saat
mengurai pula tentang Sejarah Pematang Siantar dari Sebelum Merdeka
sampai setelah merdeka atau masa kini.

Nah...!

Untuk merealisasikan apa yang terpikir tersebut dalam bentuk aksi,
maka malam ini penulis mempostingkan tulisan dengan judul, "Pematang
Siantar dalam Sejarah".

Selamat menyimak...!

______________________________________________

Permahaman umum tentang Pematang Siatar
______________________________________________




















Kota Pematangsiantar (sering disingkat Siantar saja) adalah salah satu
kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi
tersebut setelah Medan. Karena letak Pematangsiantar yang strategis,
ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas
wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa (2000).

Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km
dari Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak
ke Danau Toba.

Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8
hotel berbintang, 10 hotel melati dan 268 restoran. Di kota ini masih
banyak terdapat sepeda motor BSA model lama sebagai becak bermesin
yang menimbulkan bunyi yang keras.

Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota
ini pada 22 Juli 1917. Kota ini pernah menerima Piala Adipura pada
tahun 1993 atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya.

Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini
pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996.

Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota yang
terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini adalah industri
besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang
mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18 persen
atau Rp 646 miliar. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyusul
di urutan kedua, dengan sumbangan 22,77 persen atau Rp 385 miliar.
_________________________________________________________________________

Sekilas Sejarah Pematang Siantar dari sampai Sebelum Indonesia Merdeka
_________________________________________________________________________

* Masa Daerah Kerajaan (Raja Tuan Sang Nawaluh Damanik)








Ket :
Pematang Siantar 1910















Ket :
Pematangsiantar pada tahun 1923


Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan
daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja
terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh
Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun 1906.

Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal
penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean, Pantoan,
Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum
Kota Pematangsiantar yaitu:

Pulau Holing menjadi Kampung Pematang
Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota
Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba,
Sukadame, dan Bane.

Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.

* Masa Pendudukan Belanda (Berakhirnya daerah Kerajaan 
   Tuan Sang Nawaluh Damanik)





















Ket :
Rumah orang Belanda di Pematangsiantar (1923)


Setelah Belanda memasuki Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun menjadi
daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan
raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada
tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang
menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami
kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada
tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No. 285 Pematangsiantar berubah
menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan
Stad Blad No. 717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai Dewan.

* Jaman Jepang 

Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah
Proklamasi kemerdekaan, Pematangsiantar kembali menjadi Daerah Otonomi.
Berdasarkan Undang-undang No.22/ 1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten
Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.
_______________________________________________________

Masa Indonesia Merdeka - 2013 M
_______________________________________________________










Berdasarkan UU No.1/ 1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan
keluarnya Undang-undang No.18/ 1965 berubah menjadi Kota, dan dengan
keluarnya Undang-undang No. 5/ 1974 tentang-Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai
sekarang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II
Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29
Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya dilaksanakan
oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982.

Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

Kecamatan Siantar Barat
Kecamatan Siantar Timur
Kecamatan Siantar Utara
Kecamatan Siantar Selatan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986
Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan,
dimana 9 desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi
wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari
38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km²




























Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

Kecamatan Siantar Barat
Kecamatan Siantar Timur
Kecamatan Siantar Utara
Kecamatan Siantar Selatan
Kecamatan Siantar Marihat
Kecamatan Siantar Martoba

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama
Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan
Kabupaten Simalungun. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah wilayah
Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km².

Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah
administrasi Kota Pematangsiantar yaitu:

Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Sitalasari
Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Marimbun
Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Bah Sorma
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Tanjung
Tongah, Nagapitu dan Tanjung Pinggir

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan
Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar
Nauli dan Nagahuta Timur

Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada sebanyak delapan
kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak lima puluh tiga Kelurahan.

* Geografi

Ket :
Peta Pematang Siantar

Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00” Lintang
Utara dan 99° 1’00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur, berada di tengah–tengah
wilayah Kabupaten Simalungun.

Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km² terletak 400-500 meter
di atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan
yang terluas adalah kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22,723 km²
atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah Kota Pematangsiantar.

* Iklim

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong
ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu
maksimum rata-rata 30,3 oC dan suhu minimum rata-rata 21,1 oC pada
tahun 2012.

Selama tahun 2012 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi
pada bulan Oktober dan Desember masing-masing mencapai 88 persen, sedangkan
curah hujan rata-rata 229 mm dimana curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan April yang mencapai 341 mm.

* Pendidikan

Di kota Pematangsiantar terdapat Sekolah Tinggi Theologia HKBP, yang
kampusnya terletak di Jl. Sangnawaluh No. 6. Juga terdapat Universitas
Simalungun atau disingkat USI dan Universitas HKBP Nommensen yang sering
disebut Nommensen. Selain itu kota ini juga tempat dimana Akademi
seperti AMIK Multicom, AMIK Tunas Bangsa, dan AMIK Parbina Nusantara berdiri.

Terdapat juga sekolah-sekolah swasta besar seperti Methodist, Sultan Agung,
Kalam Kudus, Taman Asuhan, Taman Siswa, SMK Parbina Nusantara, SMA Budi Mulia,
SMA Bintang Timur dan SMA Seminari, Surya atau sering disebut dengan Surya Komputer

Sekolah-sekolah swasta tersebut telah menghasilkan murid-murid berprestasi
yang bertanding di ajang-ajang olahraga nasional.

Secara total, Pematang Siantar memiliki 160 Sekolah Dasar, 43 Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama, 28 Sekolah Menengah Umum, dan 7 Universitas/
Akademi.

Ket :
Museum Simalungun

Di kota ini juga terdapat Museum Simalungun yang berisi koleksi peninggalan
sejarah dan budaya Simalungun. Museum ini dikelola oleh Yayasan Museum
Simalungun, dan berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, di antara kantor
Polres Siantar dan GKPS Sudirman.

* Kesehatan

Terdapat 7 buah Rumah Sakit dari berbagai kategori di Pematang Siantar
dengan kapasitas 597 tempat tidur.[4] Salah satu yang terbesar adalah
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih, dengan kapasitas 220
tempat tidur, yang dilayani oleh 7 dokter umum, 3 dokter gigi, dan 25
dokter spesialis.

Rumah sakit di atas dibantu oleh 17 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
dan 10 Puskesmas pembantu. Selain itu terdapat 17 Balai Pengobatan Umum
(BPU) dan 235 Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu).[6]

* Transportasi

Pematang Siantar dapat diakses melalui 2 sarana transport darat, Bus dan
Kereta Api. Secara umum, transportasi dalam kota dilayani oleh sarana
Angkutan Kota dan Becak Motor. Terminal Bus terbesar di Pematang Siantar
terdapat di Terminal Parluasan, yang merupakan titik transit bagi hampir
seluruh Angkutan dalam dan luar Kota.

* Beberapa Tokoh-tokoh dari Pematangsiantar





























Ket :
Lo Lieh, Bintang Film Hong Kong


Adam Malik, Wakil Presiden Republik Indonesia ketiga
Dick Sudirman, tokoh bulu tangkis Indonesia
Syamsul Anwar Harahap, petinju Indonesia
Rudy Kousbroek, penulis dan eseis Belanda
Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia
Lo Lieh, Bintang Film Hong Kong
_____________

Penutup
_____________

Demkikian uraiannya atau aksinya para kawan sekalian. Semoga dapat
memperluas wawasan kita dibidang "Sejarah Pematag Siantar ini".
untuk tetap "tidak menutup keingin tahuan kita" mengenai asal usul
istilah "Pematang Siantar" dan Istilah "Preman Siantar".

Begitupun keingin tahuan ini tak selalu harus anda ketahui sekarang
ini juga, karena bukan tidak mungkin masih banyak hal lainnya yang
perlu anda laksanakan selain hanya membaca-baca di Internet ini.

Tapi...!

Jika memang keingin tahuan anda harus anda penuhi sekarang juga,
maka, mau tidak mau ada harus mengklik link di bawah ini :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/08/sejarah-asal-muasal-istilah-pematang.html































Semoga sampai ke tujuan.
 "Selamat malam dan Selamat membaca...!"

____________________________________________________________________________
Cat :

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork
PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork




No comments:

Post a Comment