Thursday, December 31, 2015

Renunungan Tahun Baru 2016 : Olah Singkong Jadi Keju lewat Revolusi Mental

#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar cara mengolah Singkong jadi Keju dalam arti
konotatif lewat Revolusi Mental 2016)
________________________________________________________________










__________________

Kata Pengantar
__________________

"Selamat Tahun Baru 2016"
Mari mengolah Singkong jadi Keju Lewat Revolusi Mental.
Mari...mari...mari....!

Lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/revolusi-mental-dan-cuci-otak-dari-orde.html
penulis mengurai soal Revolusi Mental sebagaimana yang dinginkan oleh
Presiden RI saat ini. Pada keseluruhan uraiannya penulis ingin berkata :

Revolusi mental ala Pak Jokowi dan Yusuf Kalla ini tak obahnya seperti
merevolusi Singkong jadi Keju dalam arti konotatif. Suatu hal yang tak
meungkin terjadi, tapi juga suatu hal yang mungkin saja terjadi.

Para kawan diman-pun berada...!

- Keju jelas berasal dari bahan utamanya adalah susu dan susu itu adalah
  bagian dari peternakan, mulai dari susu kambing, domba, biri-biri atau
  lembu atau sapi. Link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2016/01/sejarah-keju-dari-masa-ke-masa.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/cara-membuat-keju-dan-jenis-jenisnya.html

....dan...Singkong....!

- Adalah bagian dari pertanian yang mebutuhkan waktu cukup lama untuk
  dapat dikatakan ubi atau ubi kayu. Dan ketika menjadi Ubi maka pada
  saat itu juga dapat dimakan. Link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/ketela-pohon-ubi-kayu-singkong-dalam.html


Kawan-kawan sekalian...!

Revolusi bagi sebagian masyarakat Nusantara dapat dikata adalah sesuatu
yang perlu dihindari karena revolusi dalam sejarah Indonesia cukup memberi
kesan pedih perih dan pilu. Perobahannya cukup cepat, ganas dan membabi
buta. Semua ini kita kenal dengan istilah Revolusi G30 S PKI".

Ehem...!

Menjadikan singkong tetap singkong tentunya bukan Revolusi kawan, tapi
menjadikan singkong jadi keju adalah suatu revolusi kawan.

Dengan kata lain :

- Hidup jadi orang susah dan tetap menjadi orang susah bukanlah revolusi
  kawan. Termasuk hidup jadi orang melarat dan tetap jadi orang melarat.

begitupun...!

Hidup jadi orang melarat untuk kemudian jadi orang susah, bukanlah suatu
revolusi kawan. dalam Bahasa Batak ini kita sebut, "Letleti Silalati".

Para kaum Bapak, Ibu saudara/i sekalian...!

Uda dan Nanguda, Tulang dan Nantulang, Oppung dan Nenek, Ito atau
Iboto, kakak pun Adek, Ipar dan Boru Tulang dimana-pun berada...!

Berikut pendapat pribadi penulis tentang "Revolusi Mental" yang sebaik-nya
kita renungkan ditahun baru 2016 ini, untuk kemudian kita laksanakan.

Selamat menyimak bersama lagu "Revolusi Mental dibidang holong ata kasih
sayang untuk tidak mudah cemburu".

Selamat menyimak....dan...

Musik...!













___________________________________________________________________

Revolusi Mental dalam Ilustrasi Mengolah Singkong Jadi Keju sebagai
bahan Renungan Akhir Tahun 2015 dan Sambut Tahun 2016
___________________________________________________________________



























Para kawan diman-pun berada, karena pengertian "Revolusi Mental" itu
sedemikian luasnya, maka penulis memberi batasan sebatas tinjauannya
dan tujuannya :

* Revolusi Mental di Bidang Budaya

Tentunya kita semua hidup tak lepas dari Budaya dan budaya itu sendiri
cenderung kita ikuti dengan tanpa seleksi, apakah memberi manfaat postif
pada pelaksana budaya itu atau tidak.

Mari sama seleksi budaya masing-masing dengan "Tanpa merusak Budaya" itu
sendiri, tapi justru leih memposisikannya pada tempat yang seharus-nya.

Dengan kata lain...!

Revolusi budaya anda yang terlalu sering menghabiskan waktu di lopo-
lopo kopi dengan tanpa memperoleh manfaat postif. Gunakan waktu
nongkrong di Lopo Kopi untuk bekerja lebih giat.

Bekerja lebih giat adalah hal yang diinginkan negara ini untuk anda
paling tidak sampai 17 Agustus 2016. Setelah itu terserah...!

Budaya lainnya tentu masih banyak, anda seleksi-lah mana yang perlu
dijaga, dibuang atau dipertahankan. Namanya juga Revolusi.

* Revolusi Mental di bidang Kerja

Tentu kita sepakat, "Untuk dapat hidup kita perlu bekerja". Dan pekerjaan
itu sendiri tentu banyak jenisnya, ragamnya atau persoalannya. Persoalannya
yang perlu di revolusi :

- Jika anda belum dapat pekerjaan maka terus-lah mencari pekerjaan
- Jika anda sudah bekerja, maka bekerjalah lebih giat dari yang
  sebelumnya, hingga pendapatan anda, atau karir anda lebih baik, lebih
  meningkat.Jika terhadap hal ini suatu saat anda sudah merasa puas,
  maka dapat di kata "Anda telah berhasil merevolusi mental Anda".

\* Revolusi Mental dibidang Korupsi, Kong kali kong, Tipu sana-tipu sini

Menurut hemat penulis, "Orang yang telah menjadi kaya atau orang yang
telah makan keju" sudah merupakan suatu tanda keberhasilan revolusi.

Tapi...!

Bukan Revolusi seperti ini yang penulis maksud dalam postingan ini,
tapi justru sebaliknya yaitu "Tidak melakukan Korupsi, Kong Kalikong
atau Tipu Sana Tipu Sini".

Karena Revolusi dalam postingan ini lebih bernilai postif dari pada
negarif. Dalam hubungannya dengan negara, maka kepentingan orang
banyak itu-lah yang perlu didahulukan, baru diri sendirii, apalagi
untuk yang namanya pemimpin.

Singkat katanya :

Revolusi mental anda anda untuk tidak melakukan Korupsi, Kong kali
kong, Tipu sana-tipu sini untuk Tahun 2016 ini. itu saja. Kalau
mau Korupsi di Tahun 2017 terserah. Yang penting mental di Tahun 2016
ini dulu di revolusi.

* Revolusi Mental di bidang Ekonomi

Jika penghasilan anda tahun 2015, ErPe 7 Ribai Limaratus-nya, terus
tahun depan Rp. 7.500 juga, jelas ini bukan Revolusi apakah nilai
nominalnya atapun mental-nya sebagai landasan dari revolusi tersebut.

Tapi...!

AKan menjadi Revolusi jika 2016 berpenghasilan Rp. 8.000,- perak. Tapi
ini masih termasuk revolusi kecil, setahun pula waktu, nambah-nya cuma
Rp.500. Apa-la yang dapat di jaman ini dengan modal Rp. 500. "Marpikir
kho da mang" kata orang-orang tua Tanah batak.

Singkat kata...!

Revolusi Mental Anda untuk dapat berpenghasilan besar. Tapi dengan
jalan Halal, itu saja, Saja...! Kalau yang si Saja-lah yang membaca
postingan ini.

* Revolusi Mental di Bidang Politik

Lewat pandangan "Non Postif" untuk menghaluskan istilah "Negatif" yang
namanya Politik tak di revolusi-pun sudah memberi kesan Revolusi.

Jadi mau bagaimana lagi...?

Politik ya politik, revolusi ya revolusi, tapi tahukah anda bahwa
mental politik negatif anda dapat direvolusi lewat Pedoman Penghayatan
Pengamalam Pada Pemahaman Pancasila (= P5). Begitu-pun ajaran agama
itu sendiri, tetap dapat menjadi landasan untuk melakukan Revolusi
politik Anda.

Dengan kata lain :

- Beretika dikit menggunakan politik itu.
- Jangan memanfaatkan kelemahan ataupun kebutuhan orang lain.
  Begitupun tentang kesempitan-nya, jangan dimanfaatkan.

Bukanlah revolusi kawan, "Memberi pertolongan pada orang lain untuk
meminjmakan sasabi = Alat potong padi satu hari pada orang lain,
untuk kemudian menyuruh yang meminjam sasabi tersebut mangangkat
padi anda 72 goni, baru anda pinjamkan". Menyiksa namanya itu.
Iyakan...? Inibaru contoh kecilnya.

Contoh besarnya :

- Menghabiskan uang 100 juta, untuk mendapatkan uang 700 juta dengan
  segala macam cara

- Menandatangani perjanjian semu dengan biaya Rp. 500 juta untuk
  mendapatkan uang 500 juta juga, tapi nyata.

- Dll
____________________________________________________________

Penutup dan Revolusi Mental Komunikasi Interpersonal
____________________________________________________________

Demikian info umumnya para kawan, dalam hubungannya dengan Revolusi
mental secara umum di negara ini.

Penulis yakin...!

Revolusi mental memang dapat mempercepat pencapaian tujuan kita dalam
berbangsa dan bernegara ini, yaitu menjadikan masyarakat adil dan
makmur.

Suatu hal yang cukup susuah memang, bahkan tidak akan mungkin bisa
terjadi, membuat Negara Republik Indonesia ini hanya dalam jangka
satu tahun dapat menjadi Adil dan Makmur lewat mencanangan Revolusi
Mental ala Presiden RI.

Kesulitan ini bagi penulis hampir sama dengan "Membuat Singkong jadi
Keju" Sulit,susah dan sepertinya tidak mungkin.

Tapi apa pula yang tidak mungkin, jika :

- Mental mandele (Frustasi) kita di revolusi menjadi mental "Maturapang
  maturpung, likas likkus tu jae tuju' atau menjadi tetap semangat
  meskipun ada di Jae atau di Julu.

- Mental Pesimis kita di Revolusi menjadi optimis.

- Mental Tempe kita,  kita robah menjadi mental Donat, kalau yang lebih
  enak-lah kita rasa Donat dari pada tempe.

....atau...

"Mental Singkong" kita, kita Revolusi menjadi "Mental Keju" toh Keju
juga dapat kita buat di negara Republik Indonesia ini, karena kita
juga punya bahan dasarnya. Peternakan kita luas, Kambing kita banyak
Domba kita berserakan, biri-biri kita ada dimana-mana. Begitu-pun
sapi, lembu dan bila perlu banteng juga kita punya.

Kenapa rupanya...???

"Hidup Revolusi Mental Indonesia"
Mari jadikan juga juga Negara yang penuh Singkong ini menjadi Negara
yang penuh Keju. negara yang masih bersimbolkan kemiskinan menjadi
negara yang bersimbolkan kekayaan.

Masyarakat yang Adil dan Makmur itu sesungguhnya telah di depan mata
kita semua, kita hanya perlu percepatan dalam pencapaiannya.

Dan pencapaiannya, kita percepat dengan :

























Selamat malam...!




______________________________________________________________________
Cat :

http://amzn.to/1VW0ktU
cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork cara membuat link pada gambar
cara membuat link pada gambar cara cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar

No comments:

Post a Comment