Wednesday, December 30, 2015

Testudinata (Kura-kura/Penyu, Labi-Labi Tanah Batak) Dan Seluk Beluknya


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Hewan yang termasuk Suku Testudinata yaitu
Kura-kura, Penyu dan Labi-Labi, khsusnya Labi-Labi Tanah Batak)
___________________________________________________________________











___________________

Kata Pengantar
___________________

Jika manusia dikeleompokkan manusia berdasarkan sukunya, maka
binatang atau hewan-pun sebenarnya demikian.

Kelompok Suku Testudinata misalnya, adalah adalah heannyang
antara lain disebut kura, penyu dan labi-labi.

Nah...!

Berikut info gambaran persamaan dan perbedannya.

...dan....

Selamat menyimak...!

______________________________________________________________

Sekilas info Hewan Testudinata (Kura-kura/Penyu, Labi-Labi)
______________________________________________________________

Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk
golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau
Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau
batok (bony shell) yang keras dan kaku.

Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi
punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut)
disebut plastron.

Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar
umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti
genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang
yang tersusun rapat seperti tempurung.

Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan
jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan
digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.

Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal tiga kelompok hewan yang
termasuk bangsa ini, yalah penyu (bahasa Inggris: sea turtles),
labi-labi atau bulus (freshwater turtles), dan kura-kura (tortoises).

Dalam bahasa Inggris, dibedakan lagi antara kura-kura darat (land
tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater tortoises atau terrapins).


* Evolusi

Bagaimana batok kura-kura itu terbentuk dan berkembang dalam proses
evolusinya, belum diperoleh keterangan yang jelas. Fosil kura-kura
tertua kedua yang berasal dari Masa Trias (sekitar 210 juta tahun silam),
Proganochelys, telah berbentuk mirip dengan kura-kura masa kini.
Perbedaannya, tulang belulang di bagian punggung belum begitu melebar
dan belum semuanya menyatu membentuk tempurung yang sempurna.

Kura-kura purba hidup dan berkembang kurang lebih sejaman dengan
dinosaurus. Archelon, misalnya, merupakan kura-kura raksasa yang
diameter tubuhnya dapat mencapai lebih dari 4 m. Fosil kura-kura
tertua yang ditemukan saat ini adalah Odontochelys yang ebrasal dari
sekitar 220 juta tahun silam.

Banyak jenis kura-kura yang hidup sekarang mampu menyembunyikan
kepala, kaki dan ekornya ke dalam tempurungnya, sehingga dapat
menyelamatkan diri. Namun beberapa  kura-kura primitif, seperti
contohnya penyu, tak dapat menarik masuk anggota badannya itu.

* Kebiasaan Hidup

Kura-kura hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang rumput,
hutan, rawa, sungai dan laut. Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya akuatik,
baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura ada yang bersifat pemakan
tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora) atau campuran (omnivora).

Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong
kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.

Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar.
Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya (CL, carapace length).
Kura-kura terbesar adalah penyu belimbing, yang karapasnya dapat mencapai
panjang 300 cm. Labi-labi terbesar adalah labi-labi irian, dengan panjang
karapas sekitar 51 inci. Sementara kura-kura raksasa dari Kep. Galapagos
dan Kep. Seychelles panjangnya dapat melebihi 50 inci. Sedangkan yang terkecil
adalah kura-kura mini dari Afrika Selatan, yang panjang karapasnya tidak
melebihi 8 cm.

Kura-kura berbiak dengan bertelur (ovipar). Sejumlah beberapa butir (pada
kura-kura darat) hingga lebih dari seratus butir telur (pada beberapa jenis
penyu) diletakkan  setiap kali bertelur, biasanya pada lubang pasir di
tepi sungai atau laut, untuk kemudian ditimbun dan dibiarkan menetas dengan
bantuan panas matahari. Telur penyu menetas kurang lebih setelah dua bulan
(50-70 hari) tersimpan di pasir.

Jenis kelamin anak kura-kura yang bakal lahir salah satunya ditentukan
oleh suhu pasir tempat telur-telur itu tersimpan. Pada kebanyakan jenis
kura-kura, suhu di atas rata-rata kebiasaan akan menghasilkan hewan betina.
Dan sebaliknya, suhu di bawah rata-rata cenderung menghasilkan banyak
hewan jantan.

Kura-kura termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang. Reptil ini
dapat hidup puluhan tahun, bahkan seekor kura-kura darat dari Kep. Seychelles
tercatat hidup selama 152 tahun (1766 – 1918).

* Kura-kura dan Manusia

Kura-kura secara tradisional merupakan hewan yang akrab dengan manusia.
Mitologi Hindu menyebutkan bahwa bumi ini disangga oleh empat ekor kura-kura.
Demikian pula, kisah kuno Adiparwa menceritakan bahwa kura-kura raksasa berperan
penting menyangga gunung, yang diputar dan digunakan untuk mengaduk lautan,
dalam mencari tirta amerta –air kehidupan.

Labi-labi juga menjadi hewan yang disucikan, sehingga kerap dipelihara di
kolam-kolam kuil Hindu atau tempat suci lainnya. Karena itu, lukisan kura-
kura kadang-kadang muncul pada relief candi atau makam.

Pada sisi yang lain, daging kura-kura dan penyu telah sejak lama dikenal
sebagai makanan yang lezat. Beribu-ribu ekor labi-labi, kura-kura dan penyu,
terutama penyu hijau, berakhir hidupnya setiap tahun di dapur restoran.
Demikian pula nasib telur-telurnya, banyak yang akhirnya menjadi santapan manusia.

Sejenis penyu, yakni penyu sisik (Eretmochelys imbricata), diburu orang untuk
diambil sisiknya yang indah sebagai bahan perhiasan. Bersama penyu sisik,
beberapa jenis penyu yang lain juga kerap dibunuh dan dikeringkan (diopset)
untuk dijadikan hiasan dinding.

Di samping itu banyak jenis kura-kura yang ditangkapi untuk diperdagangkan
sebagai hewan timangan (pet). Baik karena keindahan warnanya, keunikannya,
atau –ironisnya- kelangkaannya. Beberapa jenisnya dapat mencapai harga yang
sangat mahal.

Tekanan yang tinggi dan terus-menerus ini, telah menurunkan banyak populasi
kura-kura ke tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Apalagi kebanyakan
habitat alaminya di sungai-sungai, rawa dan hutan juga telah turut rusak
akibat aktivitas manusia.

Pada pihak lain, perkembangan populasi kura-kura amat lambat dan kebanyakan
malah belum diketahui sifat-sifat dan kebiasaannya. Oleh sebab itu tindakan
konservasi bagi hewan ini amat diperlukan.

Dari semua bangsa kura-kura, hanya penyu yang telah dilindungi dengan cukup
baik di Indonesia. Hampir semua jenisnya telah dilindungi oleh undang-undang.
Banyak pantai peneluran penyu yang telah dimasukkan ke dalam kawasan yang
dilindungi, seperti misalnya Pantai Sukamade di Jawa Timur dan Pantai
Jamursba-Medi di Papua. Meski demikian, penangkapan penyu dan pengambilan
telurnya masih juga berlangsung secara ilegal dan sulit dihentikan.

* Keanekaragaman Jenis dan Penyebaran

"Chelonia" dari karya Ernst Haeckel Artforms of Nature, 1904
Seluruhnya, diperkirakan terdapat sekitar 260 spesies kura-kura dari 12-14
suku (familia) yang masih hidup di pelbagai bagian dunia. Di Indonesia
sendiri terdapat sekitar 45 jenis dari sekitar 7 suku kura-kura dan penyu.

Suku-suku tersebut dan beberapa contohnya:

1. Anak bangsa (Sub Ordo) Pleurodira

Chelidae, kura-kura leher ular[sunting | sunting sumber]
Suku ini dinamai demikian karena kebanyakan anggotanya memiliki leher
yang panjang. Karena tak dapat ditarik masuk, kepala kura-kura ini
hanya dilipat menyamping di sisi tubuhnya di bawah lindungan pinggiran
tempurung badannya.

Suku kura-kura leher ular menyebar terutama di Papua dan Australia serta
pulau-pulau di sekitarnya, dan di Amerika Selatan. Di luar tempat-tempat
tersebut ditemukan pula di Pulau Rote, Nusa Tenggara. Habitat kura-kura
ini adalah perairan tawar. Beberapa jenisnya yang ada di Indonesia, di antaranya:

Kura-kura rote (Chelodina mccordi)
Kura-kura papua (Chelodina novaeguineae)
Kura-kura perut putih (Elseya branderhosti)

2. Pelomedusidae

Seperti kerabat terdekatnya, Chelidae, anggota suku ini merupakan kura-kura
air tawar. Kura-kura ini hidup di Amerika Selatan, Afrika dan Madagaskar
dan tidak didapati di Indonesia.


3. Cheloniidae, penyu

Penyu hidup sepenuhnya akuatik di lautan. Kecuali yang betina ketika bertelur,
penyu boleh dikatakan tidak pernah lagi menginjak daratan setelah dia mengenal
laut semenjak menetas dahulu. Kepala, kaki dan ekor penyu tak dapat ditarik
masuk ke tempurungnya.

Kaki-kaki penyu yang berbentuk dayung, dan lubang hidungnya yang berada di
sisi atas moncongnya, merupakan bentuk adaptasi yang sempurna untuk kehidupan laut.

Penyu tersebar luas di samudera-samudera di seluruh dunia. Dari tujuh spesies
anggota suku ini, enam di antaranya ditemukan di Indonesia. Beberapa contohnya
adalah:

Penyu hijau (Chelonia mydas)
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)

4. Dermochelyidae, penyu belimbing

Suku penyu ini hanya memiliki satu anggota saja, yakni penyu belimbing
(Dermochelys coriacea). Hidup di lautan-lautan besar hingga ke daerah
dingin, penyu ini merupakan kura-kura terbesar yang masih hidup.

Panjang tubuhnya (panjang karapas) dapat mencapai 3 m, meski umumnya hanya
sekitar 1.5 m atau kurang, dan beratnya mendekati 1 ton.

5. Chelydridae

Suku ini terdiri dari kura-kura air tawar berekor panjang dan
berkepala besar, yang menyebar di Amerika. Dengan perkecualian satu
marga anggotanya (Platysternon) yang menyebar di Tiongkok dan
Indochina. Beberapa ahli memasukkan Platysternon ke dalam suku
tersendiri, Platysternidae. Tidak ada di Indonesia.

6. Kinosternidae

Yakni suku kura-kura air tawar kecil dari Amerika bagian tengah.
Hewan yang mampu mengeluarkan bau tak enak ini tidak terdapat di
Indonesia.Catatan penting, jenis ini memiliki kelamin yang persis
sama dengan milik pria dewasa.

Ketika ereksi, sang betina sanggup berjam jam menjilati kelamin
kekasihnya. Uniknya, selama hidupnya sang betina boleh berganti
pasangan namun hanya mau oral dengan satu kura kura saja.

7. Dermatemyidae

Juga menyebar terbatas di Amerika Tengah. Dermatemys berukuran relatif
besar dan hidup di sungai-sungai.

8. Carettochelyidae, labi-labi moncong babi

Suku ini hanya memiliki satu anggota yang hidup, yakni labi-labi
moncong babi (Carettochelys insculpta).

Lainnya telah punah dan hanya ditemukan dalam bentuk fosil.
Labi-labi ini menyebar terbatas di Papua bagian selatan dan
di Australia bagian utara.

* Trionychidae, labi-labi

Menyebar luas di Amerika utara, (Eropa ?), Afrika dan Asia, ini adalah
suku labi-labi yang paling banyak jenisnya. Di Australia, suku ini hanya
tinggal berupa fosil. Beberapa contohnya dari Indonesia adalah:

Bulus (Amyda cartilaginea)
Manlai alias labi-labi bintang (Chitra chitra)
Labi-labi hutan (Dogania subplana)
Labi-labi irian (Pelochelys bibroni)
Antipa, labi-labi raksasa (Pelochelys cantori)

* Emydidae

Ini adalah suku kura-kura akuatik dan semi akuatik yang hidup
di air tawar di Eropa, Asia dan terutama di Amerika. Emydidae
merupakan salah satu suku kura-kura terbesar dari segi jumlah
anggotanya.

Tidak ada spesiesnya di Indonesia kecuali dalam bentuk hewan
introduksi sebagai hewan peliharaan. Salah satu contohnya yang
banyak dipelihara di Indonesia adalah kura-kura telinga merah
(Trachemys scripta).

* Geoemydidae

Merupakan suku kura-kura yang terbanyak anggotanya, Geoemydidae
(dahulu disebut Bataguridae) terutama menyebar di Asia Tenggara.
Di luar itu, anggota suku ini juga ditemukan di Afrika bagian utara,
Erasia dan Amerika tropis. Ini adalah suku kura-kura air tawar yang
terutama hidup di sungai-sungai, meskipun sering pula ditemui di daratan.
Di Indonesia terdapat sekitar 11 jenisnya. Di antaranya:

Biuku (Batagur baska)
Beluku atau tuntong (Callagur borneoensis)
Kuya batok (Cuora amboinensis)

Testudinidae, kura-kura darat sejati[sunting | sunting sumber]
Adalah suku kura-kura darat dengan banyak anggota yang tersebar luas
di seluruh dunia. Kura-kura raksasa dari Kepulauan Galapagos dan
kura-kura darat berumur panjang dari Kep. Seychelles di atas termasuk
ke dalam suku ini. Dua anggotanya terdapat di Indonesia:

Baning sulawesi (Indotestudo forsteni)

Baning cokelat (Manouria emys)

* Anak bangsa Paracryptodira

Telah punah.

* Galeri Animasi














_________________________________________

Sekilas info Labi-Labi Tanah Batak
_________________________________________























Labi-labi adalah nama yang populer di Tanah Batak sebagai salah satu
suku binatang atau hewan yang termasuk dalam suku Testudinata.

Labi-labi ini umumnya hidup di sungai-sungai tanah batak dan cukup
sering ditemukan disawah-sawah tanah batak pada saat labi-labi ini
mencari makan.

Karena bentuk badannya yang sedemikian rupa, menyerupai batu dengan
warna agak kecoklat-coklatan, maka labi-labi ini cukup sering menciptakan
kekagetan bagi yang melihatnya, seperti digambarkan lewat salah satu
karya seni musik Tanah Batak yang berjudul, "Si Mali-Mali".


Musik...!










Hal lainnya...!

Labi-labi ini juga cukupsering menjadi bahan tontonan masyarakat
batak ketika Anjing mereka menemukan sarang labi-labi ini di pingir-
pinggir sungai tanah batak. Anjing tersebut akan terus mengonggong
sambil mengorek sarang / lubang dari labi-labi ini.

Demikian kilasan infonya yang penulis yakini anda-lah yang justru
lebih banyak tahu mengenai keberadaan labi-labi ini di tanah batak
jika anda memang orang batak. Titik.

___________

Penutup
___________


Demikian infonya para kawan sekalian...!

Jika anda tetap merasa susah untuk membedakannya, maka itu adalah
hal yang wajar, karena perbedaan antara kura-kura, penyu dan labi-
labi harus melihat dari sis mana-nya kita harus membedakannya.

Selamat malam...!















____________________________________________________________________
Cat :




http://amzn.to/1VW0ktU
cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork cara membuat link pada gambar
cara membuat link pada gambar cara cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar

No comments:

Post a Comment