Monday, January 11, 2016

Karate : Pemahaman Umum, Latihan Dasar, Tingkat, Teknik, Peralatan, Falsafah Aliran dan Analisa


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Karate dalam hubungannya dengan
Pemahaman Umum, Latihan Dasar, Tingkat, Teknik, Peralatan,
Falsafah Aliran dan Analisa Karate Sipirok)
_________________________________________________________________















_________________

Kata Pengantar
_________________























Lewat beberapa link dibawah ini, penulis mengurai mengenai macam Seni
Beladiri Dunia :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/pencak-silat-motcak-pemahaman-umum.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/capoeira-pemahaman-umum-sejarah-teknik.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/11/ninja-asal-usul-pelatihan-peralatan-dan.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/karate-pemahaman-umum-latihan-dasar.html
Untuk melengkapi-nya, berikut info sekitar Karate.

Selamat menyimak...!

_______________________________

Sekilas info tentang Karate
_______________________________

















* Pemahaman Umum

Karate (? ? ?) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang.
Seni bela diri ini sedikit dipengaruhi oleh Seni bela diri Cina kenpo.
Karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa dan mulai berkembang di
Ryukyu Islands.

Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti
“Tangan China”. Ketika karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang
pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi
mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi
‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang.

Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ ? dan
berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ ?, berarti ‘tangan'. Yang dua
kanji bersama artinya “tangan kosong” ?? (pinyin: kongshou).

Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF)
dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya
karate yang utama yaitu:

Shotokan
Goju-Ryu
Shito-Ryu
Wado-Ryu

Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena
turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.

Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di
atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu
dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal
sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak
dalam "4 besar WKF".

Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh
Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh
dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of
Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional
Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi
dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang
bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin
atau Daidojuku yang "kontak langsung".

* Latihan Dasar

Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:

Kihon
Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan
aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan
teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik
untuk pertandingan olah raga.

* Tingkatan / posisi dalam Karate

Tingkat/posisi dalam karate itu di bedakan lewat kemampuan dalam
menghafal atau melakukan gerak yang maximal dalam jurus tersebut.
Maksudnya tingkatan dibedakan oleh sabuk. Untuk mendapatkan
tingkatan/posisi tersebut, kita di haruskan mengikutkan sesi
ujian sabuk. Yang berlangsung setiap 4 bulan sekali. Untuk
tingkat ini terbagi menjadi menjadi:

Sabuk putih
Sabuk kuning
Sabuk Orange
Sabuk hijau
Sabuk biru
Sabuk coklat
Sabuk hitam

* Teknik Karate










Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar),
Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga
diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung
(nunchaku).

1. Kihon

Kihon (??:???, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi
Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.

Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih)
dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap
sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

2. Kata

Kata (?:??) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate
tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung
pelajaran tentang prinsip bertarung. Gerakan-gerakan Kata juga banyak mengandung
falsafah-falsafah hidup. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan
yang berbeda.

Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat
digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.

Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata.
Sebagai contoh Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi
di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran
juga berbeda.

3. Kumite

Kumite (??:???) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite
dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih).
Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat
pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite)
praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku
kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite
Shiai atau Kumite Pertandingan.

Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa
yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan
untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.

Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah
dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi
Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat
tenaganya ke arah lawan bertanding.

Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas
kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam,
yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik
yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite
untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu
seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.

Pertandingan Karate[sunting | sunting sumber]
Pertandingan karate dibagi atas tiga jenis yaitu :

Kumite (perkelahian)
Kata (jurus)
Kihon (peragaan teknik)

* Kumite

Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan
berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus
untuk putra). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO)
atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh
sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih)
dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan
beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan
masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang
paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

* Kata

Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus,
baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib
dalam peraturan pertandingan.

Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti
babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.

Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu.
Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata,
para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai).
Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih
susah untuk dilatih.

Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah
hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan,
Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:

Shotokan : Kankudai dan Jion.
Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan
Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana
dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.

* Luas lapangan



















Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung
dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2
meter pada tiap sisi.

Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF,
idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut
dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar
adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh
batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam
dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang
bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup
matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena
bertanding efektif.

* Peralatan dalam pertandingan karate

Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate

Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
Pelindung tangan
Pelindung tulang kering
Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
Pelindung tubuh untuk kontestan putri
Pelindung selangkangan untuk kontestan putra
Peluit untuk arbitrator/alat tulis
Seragam wasit/juri
Baju putih
Celana abu-abu
Dasi merah
Sepatu karet hitam tanpa sol
Papan nilai/n scoring board
Administrasi pertandingan
bendera merah & biru untuk juri
Peluit untuk wasit
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindung
selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak
diperkenankan.

* Falsafah Karate









Rakka (Bunga yang berguguran)
Ini adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Penjabarannya
setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap,
walau dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri
sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pohon, maka semua
bunga dari pohon tersebut akan jatuh berguguran.

Contohnya jika ada orang menyerang dengan memukul muka, maka seorang
karateka dapat menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan
atas itu cukup kuat dan mantap, sang karateka dapat mematahkan tangan
lawan yang memukul itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan
susulan pun sudah cukup untuk membela diri.

Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah
dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk
pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama
air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan
dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau
tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.

* Aliran Karate

Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan
sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.

Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang
termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:

1. Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai
gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan
Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari
Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi
dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh
Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan
apat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta
pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal,
sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan
dengan lawan.

2. Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan
teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di
Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas
Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini
dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi.

Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu
yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai
pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang
sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga
Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para
praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan
dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat
circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

3. Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain kata terbukti dari
banyaknya kata yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai
40 kata, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di
Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan
memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 kata. Dalam pertarungan,
ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka
bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak
rapat seperti Goju.

4. Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri
Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki
teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain
mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan
lemparan/bantingan Jujutsu. Di dalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan
prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak
menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan
kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki
untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF,
para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang
ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam
"4 besar JKF" antara lain adalah:

* Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan
tetapi, aliran ini sangat terkenal baik di dalam maupun di luar Jepang,
serta turut berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada
tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama
Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem
Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan
full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan menyerang secara frontal,
untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta
melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal
sebagai salah satu aliran karate paling keras. Tidak seperti kebanyakan
aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga, dimana dalam pertandingannya
menerapkan sistem tidak kontak langsung dan hasil yang ditentukan oleh poin,
Kyokushin masih berpegang teguh pada sistem tradisional, terlihat dari
sistem pertandingan kumite pada kejuaraan Kyokushin yang menerapkan
pertarungan full contact dan boleh membuat Knock Out (KO) lawan.

Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian
tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut
tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang.
Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite
berturut-turut.

* Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan
oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu,
seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi,
pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak
persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa
Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku,
Kama dan Rokushaku Bo.

* Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari
beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri
langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran
Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran
Baihequan (Bangau Putih).

____________

Penutup
____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!


________________________________________________________________________
Cat :


http://amzn.to/1VW0ktU
cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork cara membuat link pada gambar
cara membuat link pada gambar cara cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar

No comments:

Post a Comment