Monday, January 25, 2016

Tari Tradisional Jepang : Pemahaman Umum, Aliran dan Macam Jenis Tari


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
Menyimak info sekitar Tari Tradisional Jepang dalam hubungannya
dengan Pemahaman Umum, Aliran dan Macam Jenis Tari)
_____________________________________________________________________













_____________________

Kata Pengantar
_____________________


"Bukan hanya indah, tetapi juga sarat makna. Perpaduan antara kelenturan
tubuh (koreografi) dengan olah rasa (kearifan). Hasilnya luar biasa
menakjubkan dan elegan. Itulah kesan nan tertangkap ketika menyaksikan
estetika tarian tradisional Jepang ( nihon buyo )".

Demikian isi salah satu situs yang menggambarkan tentang keberadaan
tari Jepang dengan arah pada tari tradisionalnya.

Selanjutnya dikatakan :

"Tak jauh berbeda dengan seni tari di Indonesia, tarian tradisional
Jepang menyiratkan kebudayaan nan unik dan penuh warna. Dari mobilitas
penuh semangat, ekpresif hingga lemah lembut penuh keanggunan. Yuk, kita
kenali sekilas berbagai tarian tradisional Jepang itu.

Jepang tak memiliki disparitas nan jauh dengan negara-negara lain dari
segi budaya. Masyarakatnya melahirkan banyak budaya. Budaya tersebut tak
serta merta terlahir dalam waktu nan singkat. Memerlukan sebuah proses
panjang hingga akhirnya mendarah daging dan menjadi bukti diri sebuah
bangsa. Salah satunya, ya, tarian tradisional Jepang ini".

Para kawan diman-pun berada...!

Berikut info kelengkapan-nya.

Selamat menyimak...!
_______________________________________________________________________

Sekilas info tentang Nihon buyo sebagai sebutan untuk 2 Kelompok
tari tradisonal Jepang yaitu Mai dan Odori
_______________________________________________________________________





















Ket :
Nihon buyo

* Pemahaman Umum

Nihon buyo (?????, tari Jepang) adalah terjemahan bahasa Jepang
untuk istilah bahasa Inggris Japanese dance. Istilah "buyo" pertama
kali diperkenalkan oleh budayawan Tsubouchi Shoyo dan Fukuchi Genichiro
yang yang mengacu pada dua kelompok besar tari klasik Jepang: mai (??)
dan odori (??).

Mai adalah menari diiringi nyanyian atau musik tradisional dengan seluruh
bagian telapak kaki yang tidak pernah diangkat melainkan diseret-seret
(suriashi), walaupun kadang-kadang ada juga gerakan menghentakkan kaki.
Gerakan tari bisa dilakukan dengan berputar di dalam ruang gerak yang
sempit atau seluruh panggung sebagai ruang gerak. Jenis-jenis tari yang
tergolong ke dalam Mai: Kagura, Bugaku, Shirabyoshi, Kusemai, Kowakamai,
Noh (Nogaku), Jiutamai.

Odori adalah menari diiringi nyanyian atau musik tradisional dengan kaki
yang dapat bergerak bebas disertai hentakan kaki untuk mengeluarkan suara,
ditambah gerakan tangan yang disesuaikan dengan ritme musik. Nenbutsu Odori
 dan Bon Odori merupakan contoh tari Jepang yang disebut Odori.

* Aliran

Pada saat ini ada sekitar 200 aliran tari Jepang, dengan 5 aliran
utama sebagai berikut:

1. Hanayagi-ryu

Didirikan tahun 1849 oleh Hanayagi Jusuke yang berguru kepada Nishikawa
Senzo IV. Hanayagi Jusuke adalah seorang koreografer ternama untuk
Kabuki-buyo (tari yang dilakukan sewaktu pertunjukan Kabuki).

Hanayagi-ryu merupakan aliran nihon buyo terbesar di Jepang berdasarkan
jumlah murid dan mempunyai Natori sebanyak 15.000 orang.
Natori adalah sebutan untuk penari senior yang lulus ujian, menerima
"nama panggung" dari guru, dan kadang-kadang diberi hak untuk mengajar.

2. Fujima-ryu

Didirikan oleh Fujima Kanbe di sekitar tahun 1704-1710. Fujima Kanemon III
mendirikan aliran cabang yang disebut Matsumoto-ryu.

3. Wakayagi-ryu

Didirikan pada tahun 1893 oleh Hanayagi Yoshimatsu yang merupakan murid
Hanayagi Jusuke. Setelah mendirikan Wakayagi-ryu, Hanayagi Yoshimatsu mengganti
nama menjadi Wakayagi Yoshimatsu. Aliran ini terkenal dengan gerakan tangan
yang banyak dan elegan.

4. Nishikawa-ryu

Dimulai sejak zaman Genroku oleh Nishikawa Senzo II. Aliran ini mempunyai
sejarah lebih dari 300 tahun dan sekarang sudah mencapai generasi ke-10.

5. Bando-ryu

Didirikan oleh seorang koreografer sekaligus aktor kabuki terkenal
bernama Bando Mitsugoro III, putra dari Bando Mitsugoro I.

_____________________________________________________

7 Nama-nama Tarian Tradisional Jepang
_____________________________________________________

Tarian tradisional Jepang pada dasarnya memiliki kecenderungan dengan
tarian-tarian tradisional di negara lain. Bergerak, diiringi musik
serta memiliki dan mewakili nilai-nilai kebudayaan Jepang itu sendiri.
Dan nilai filosofi juga menjadi hal nan tak lepas dari keberadaan
tarian tradisional Jepang itu sendiri.

Berikut ini ialah nama-nama tarian tradisional Jepang nan cukup banyak
dikenali oleh masyarakat dunia. Masing-masing tarian tradisional
tersebut memiliki keunikan nan tak dimiliki oleh jenis tarian
tradisional nan lain.

1. Tarian Tradisional Jepang - Kabuki

























Boleh dibilang Kabuki ialah tarian tradisional Jepang nan paling
populer. Setiap ada pertunjukan Kabuki digelar, dipastikan akan
penuh sesak oleh penonton. Sejak zaman tenno (kaisar Jepang) hingga
sekarang, Kabuki selalu jadi primadona masyarakat Jepang.

Para penarinya ialah pria. Kabuki menawarkan olah tari nan berbaur
dengan kritik sosial dan kearifan hidup. Jadi, amat pantas jika
dikatakan bahwa Kabuki merupakan kesenian taraf tinggi.

Gerak khas Kabuki terletak pada langkah kaki nan sangat lemah lembut.
Terdapat tiga gerakan dasar pada Kabuki yaitu gerakan memutar,
gerakan tangan, dan gerakan kepala.

Setiap gerakan ini menyimbolkan aktualisasi diri manusia. Seperti
bagaimana ketika menangis, gembira, sedih, dan berbagai aktualisasi
diri emosional lainnya. Dipadu dengan busana berupa kimono nan eye
catching , menyaksikan Kabuki akan jadi pengalaman nan sukar dilupakan.

Penari Kabuki dirias secara mencolok dan mewah. Hal tersebut semakin
membuat tarian tradisional Jepang ini berbeda dibandingkan dengan
tarian tradsional lainnya. Oleh UNESCO, tarian tradisional Jepang
Kabuki ini telah ditetapkan sebagai Karya Agung Warisan Budaya
Lisan dan NonBendawi Manusia.

Tarian tradisional Jepang nan satu ini memiliki sejarah nan cukup
panjang. Pada 1603, tarian kabuki ini sebenarnya berwujud dramatari.
Dibawakan oleh seorang penari wanita bernama Okuni. Dramatari tersebut
dibawakan di sebuah kuil bernama Kitano Temmangu. Bermula dari dramatari
itulah, kabuki kini berkembang.



2. Tarian Tradisional Jepang - Bon Odori
























Tarian tradisional Jepang ini ditampilkan ketika masa panen tiba (festival
musim panen), sebagai ungkapan syukur kepada dewa. Ditarikan secara massal
dengan penarinya memakai baju tradisonal Jepang.

Ciri khas tarian Bon Odori ialah menari diiringi nyanyian atau musik tradisional.
Langkah kaki bergerak bebas disertai entakan kaki buat mengeluarkan suara.
Lalu, ditingkahi dengan tangan nan disesuaikan dengan ritme musik.

Tarian tradisional Jepang nan satu ini berarti menari bersama-sama.
Dilangsungkan setelah seremoni Obon. Obon sendiri merupakan rangkaian
upacara adat buat penyambutan arwah leluhur. Tarian Bon Odori dilakukan
bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin. Bayangkan betapa meriahnya
tarian ini bukan?

Tarian tradisional Jepang ini biasanya banyak dilakukan di halaman-halaman
kuil. Menurut cerita masyarakat Jepang, gerakan pada tarian Bon Odori ini
meniru gerakan para arwah nan menari sebab terbebas dari sanksi kejam neraka.

Selain itu, Tarian tradisional Jepang nan satu ini juga merupakan tarian
puncak dari seremoni musim panas di Jepang. Dan biasanya, tarian ini
dilaksanakan setiap tanggal 15 Juli dan 16 Juli.


3. Tarian Tradisional Jepang - Kasa Odori





]















Tidak jauh berbeda dengan Bon Odori. Bedanya, para penari Kasa Odori menggunakan
payung sebagai alat tarian nan digunakan (tari payung). Ya, tarian tradisional
Jepang nan satu ini memang identik dengan penggunaan payung. Di ujung payung-
payung itu, ada benda kecil seperti logam emas. Sehingga menimbulkan suara
eksklusif tiap kali payung digerakkan.

Kasa Odori telah ada sejak jaman Edo (1603-1867 M). Kini, tarian Kasa Odori
jadi karakteristik khas buat Prefektur Tottori timur dan biasa dilangsungkan
ketika musim panas (festival Shan-shan Ang).

Payung nan digunakan dalam seremoni atau pertunjukan tarian tradisional Jepang
ini bernama Shan-Shan Matsuri. Shan-shan Matsuri ini berasal dari bunyi logam
nan berada di ujung payung. Orang Jepang, mendengar bunyi logam nan
bergemerincing itu seperti "shan-shan".

Tarian tradisional Jepang ini dilakukan oleh pria dan wanita. Masing-masing
mengenakan baju nan bagus dan menari bersama. Musik nan mengiringi tarian
ini bernama Kinansebushi. Asal-usul tarian tradisional Jepang nan satu ini
sebenarnya berasal dari daerah Inaba. Di daerah tersebut dikenal sebuah
tarian meminta hujan bernama Inaba Kasa Odori.


4. Tarian Tradisional Jepang - Mai























Mai berarti menari diiringi nyanyian atau musik tradisional Jepang
dengan seluruh bagian telapak kaki nan tak pernah diangkat. Jadi, kaki
para penarinya diseret-seret ( suriashi ). Meskipun terkadang disisipi
gerakan menghentakkan kaki. Tapi tak begitu kentara.

Gerakan tari Mai dilakukan dengan berputar di dalam ruang mobilitas nan
sempit. Dapat juga melibatkan seluruh anjung sebagai ruang geraknya
dengan tempo lambat.

5. Tarian Tradisional Jepang - Onikenbai





















Ciri khas tarian tradisional Jepang ini, penarinya memakai topeng Oni
(raksasa Jepang). Identik dengan gerakan menghentak tanah. Melambangkan
Oni nan membantu manusia buat mengusir roh dursila dari dalam tanah.
Tujuannya, agar panen para petani bisa berhasil.

Tarian Onikenbai biasanya dilanjutkan dengan tarian Nanazumai, nan
berarti tarian tujuh kepala. Melambangkan siklus atau fase pertanian
nan merupakan mata pencaharian primer penduduk Jepang pada zaman dulu.

Tarian Nanazumai ditarikan dengan membawa tujuh alat berbeda. Masing-
masing alat ini menceritakan tiap fase dalam pertanian. Filosofi menjadi
bagian nan tak lepas dari keberlangsungan tarian tradisional Jepang ini.

6. Tarian Tradisional Jepang - Arauma
























Tarian tradisional Jepang nan satu inbi bernama Arauma. Melambangkan rasa
syukur atas hasil pertanian nan melimpah. Tarian ini juga bentuk terima
kasih penduduk Okawadai (salah satu kota di Provinsi Aomori) terhadap
kuda-kuda nan telah membantu mata pencarian mereka.

Arauma ditarikan secara berpasangan oleh laki-laki dan perempuan. Laki-
laki menjadi uma (kuda), sedangkan perempuan menjadi haneto (manusia).
Diiringi musik taiko (gendang), fue (seruling), dan chappa (simbal),
tarian Arauma dilakukan dengan berarak-arakan dan ditingkahi teriakan,
"Rassera! Rassera!"

7. Tarian Tradisional Jepang - Wadaiko






















Tarian tradisional Jepang nan satu ini menggunakan sebuah alat musik
tradisional Jepang sebagai pengiringnya. Alat musik Taiko ialah instrumen
primer dari tari Wadaiko. Termasuk salah satu tarian tradisional Jepang
nan dominan menggunakan alat musik tersebut. Selain alat-alat musik
tradisonal Jepang lainnya.

Taiko sendiri berarti drum besar (gendang berukuran jumbo). Merupakan
alat musik nan keberadaanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
tradisional masyarakat Jepang sekaligus dari tarian tradisional Jepang
nan satu ini. Dari upacara keagamaan di kuil, hingga festival-festival
di kota-kota besar, alat musik Taiko dipastikan selalu ada.

_____________

Penutup
_____________













Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!

_________________________________________________________________________
Cat :

http://amzn.to/1VW0ktU
cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork cara membuat link pada gambar
cara membuat link pada gambar cara cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar

No comments:

Post a Comment